L i f e h e r e q u i t e f u n

Tips Tidak tertulis Proses Perpanjangan STNK dan Wajib Pajak KB

1. Foto kopi berkas yang dibutuhkan diluar Samsat, Bisa di depan samsat-di dekat rumah anda atau dimana saja diluar Samsat, karena fotokopi di Samsat itu pasti mengantri.

Berkas yg diperlukan: 1.KTP asli dan Copy, 2. BPKB asli dan Copy
3. STNK asli dan Copy satu set, kenapa saya bilang 1 set, didalam STNK anda  tertera Nomor STNK pada lembar 1 dan Nomor Wajib Pajak Kendaraan Bermotor pada lembar kedua, dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain, ya ibarat pohon tak akan berdiri tanpa akarnya, ibarat kupu-kupu yang tidak akan terbang tanpa sayapnya. :P, dan yang ke-4  adalah uang yang jumlahnya dapat diperkirakan pada lembar ke 2 STNK. Sehingga tak akan kurang ketika teman-teman membayarnya :)

2. Jangan lupa bawa Map, Pulpen dan tentunya berkas yang sudah saya sebutkan di atas. Selanjutnya tak lupa bawa BB atau alat tulis digital bagi anda yang senang menulis, sehingga setelah selesai anda dapat 2, STNK yg sudah diperpanjang dan 1 tulisan yang dapat dipublish  :)

3. Proses lengkap dapat dilihat pada gambar yang sudah saya publish bersama dengan tulisan ini. Atau singkatnya : 1. Serahkan berkas pada Loket pengambilan Formulir untuk dicek kelengkapannya 2. Untuk Perpanjangan STNK teman-teman harus menuju ke Loket Cek Fisik Kendaraan anda yang letaknya di luar gedung samsat tetapi masih di area samsat tentunya, atau anda bisa bertanya pada petugas yang siap siaga disetiap area samsat :) 3. Setelah cek Fisik dilakukan teman-teman bisa langsung menuju tempat penyerahan berkas, dan tunggu hingga namanya dipanggil, pada bagian ini terus 'pegang BPKB asli anda digemgaman teman-teman' karena akan dipanggil kembali untuk pemerikasaan keaslian BPKB
4. Pemanggilan ke empat adalah pengambilan Notice Jumlah nominal pembayaran Pajak yang perlu dikeluarkan, siapkan uang dan kalau bisa pas sesuai dengan jumlah yang tertera di Notice.

5. Menunggu pemanggilan kembali, selanjutnya adalah membayar dan pastikan bukti notice anda genggam kembali setelah dicap oleh petugas.

6. Pengambilan STNK, nama anda akan dipanggil kembali pada loket ini, kalau dihitung nama anda sudah dipanggil 5 kali pada proses ini, dan masih ada 2 nyawa lagi tersisa. #Loch :)
Dalam pengambilan STNK notice yg sudah teman-teman jaga baik2 tadi akan diserahkan kepada petugas dan kembali berupa Lembar STNK yang baru, Lembar Kedua STNK (wajib pajak) dan tidak lupa Plastik Pembungkus STNK yang akan anda gunakan pada 1 tahun kedepan dan tak jual di toko plastik manapun loch. #Limited Edition :)


7. Bagi PNKB (Pemilik nomor kendaraan) bermotor yang melakukan proses perpanjaangan STNK, saatnya menyerahkan lembar Kedua (Wajib Pajak) untuk 'DiCetak Plat Nomor Kendaraan yang baru' apa fungsinya, ya kita akan dapat Tampilan yang baru pada Plat NKB kita sehingga ketika teman-teman berkendara dijalan terlihat lebih keren,hhe Tapi Bukan, perbedaannya dengan yang lama adalah pada Plat Nomor Kendaraan anda akan tertera Bulan dan Tahun selanjutnya Perpanjangan STNK perlu dilakukan , waktunya 5 tahun dari saya menulis tulisan ini :) hhe

Setelah kurang lebih 15 Menit saya menunggu, waktu yang tak lama untuk menunggu sebuah plat itu jadi dengan antrian yang cukup banyak.
Dan tips terakhir adalah langsung Pasang Plat KB tersebut pada kendaraan anda dan selipkan STNK pada saku atau dompet anda sehingga jika teman-teman pergi keberbagai tempat, tentunya merasa nyaman dengan surat2 lengkap bersama dalam saku :)


--
Sent from Gmail Mobile

Little Atom in reach wizard

Alhamdulillah, Mudah-mudahan itu kata terbaik pertama yang pantas diucapkan dalam menggambarkan syukurku kepada Allah SWT.
Perjalan dalam menuntut ilmu memang tak boleh terbatas ruang dan waktu. Harapan menuju bintang yang tertinggi perlu ditancapkan dalam hati secara lembut dan penuh makna, sehingga ketika mampu meraihnya ataupun sebaliknya, positif mind tetap memenuhi ruang fikir. Amin.

Berikut beberapa picture yang saya ambil disela-sela saya mencari secercah ilmu khususnya tentang Asuransi Syariah, ketika paper saya terpilih untuk dibentangkan dalam 1st Insurance and Takaful Islamic Symposium yang diselengarakan di Universitas Kebangsaan Malaysia pada tanggal 7-8 Oktober 2013.


Perjalanan bermula dari kereta, bukan, maksudnya pelajaran bermula dari kereta, hentian kereta atau stasiun kereta yang pertama saya singgahi adalah stasiun UKM , dimana tempat terselengaranya acara yang akan saya ikuti adalah dekat dengan hentian KTM  (Kereta dengan sistem komputer di Malaysia yang datang setiap setengah jam sekali , tiketnya dapat dibeli di loket yang ada di setiap stasiun, bisa berupa tiket terusan pulang pergi dengan tarif disesuaikan dengan jarak stasiun yang akan dituju) namanya Stasiun UKM. :)





Kesan pertama dan satu kata yang pantas adalah BERSIH :)
Selanjutnya, Alhamdulillah saya masih melewatkan awal acara dengan lancar, yang dihadiri oleh Wakil Menteri Keuangan Malaysia yang saat itu menjabat, dalam acara konference seperti ini dihadiri oleh Wakil Menteri, hmm
I m thinking about TOP to BOTTOM, that I have ever heared from one Prof also from Malaysia I ever meet one year ago. Then I felt as Little Atom in reach wizard
Just thinking by your self :)


Alhamdulillah singkat saja, pada sisa waktu saya disana, berkunjung ketempat yang menjadi symbol dari negara yang pernah dikunjungi mungkin penting ya , he. Sekedar saran saya, sempatkanlah berkunjung walau hanya mengambil 1 picture, Thats the way to show that you have gone to around other world :D

Finally, resapi setiap makna perjalanan kita dalam mencari ilmu, segala hal baik meski itu sebesar biji zarah kantongilah dalam saku . ;) Insha Allah kebaikan dalam menuntut ilmu tak hanya sekadar bermanfaat bagi diri kita , tapi juga bukan hanya untuk orang lain yang kemudian berhenti mengalir, tapi untuk orang lain yang akan terus mengalir, Amin.
Semoga kebaikan selalu menyertai kita semua..
Senin, 14 Oktober 2013, dalam Gema Takbir malam Idul Adha.
Iklash Berkurban untuk meraih Fallah (Live Study in Malaysia)
Next study di belahan samudra lain, Insha Allah :)




Great Expectation walking into heart and Allah touch it :)

Alhamdulillah.

Ayah dalam istirahatmu kuyakin kau sedang menungguku disana dalam bahagia bersama-Nya karena kau tersenyum pada saat terakhir kau bersama kami. dan Allah SWT. yang maha mengetahui tentang hal ini yah.
Engkau meninggalkan semangat dalam hati bukan sekadar agar ku mampu menjalani hidup ini yang fana, tapi karena suatu alasan agarku bisa lebih dari yang kubayangkan. Menjadi bermanfaat meski itu sulit, tetap istiqamah meski itu  tak mudah, semua itu agar Allah mencintai.

Dunia, kuharap ilmuku bermanfaat bagimu, meski itu sedikit..
Dan juga kuharap kau mau menerimanya dengan baik..
Jikaku salah kuharap kau mampu memberikan petunjuk dengan eksplisit..
Kuharap kau juga tak segan membagi segenap ilmu yang kau punya sendiri..
Kepadaku,
oh bukan hanya kepadaku, karenaku akan berusaha membaginya dengan cara yang baik..
Sehingga pada kenyataannya kelak bukan hanya kepadaku..
Tetapi kepada segenap isi jiwamu dunia..
Meski itu sedikit, meski itu tak sebanyak belahan jiwamu yang lain..
Meski itu akan sulit, kuharap iklash kau izinkan menemaniku..


Dalam hening cinta-Nya, Friday, September 27, 2013
Cinta rasa yang kuucap dalam setiap desah dan cuaca kuharap sampai getarnya padaMu.





Persembahan Cinta untuk Ayahanda

Demi masa,
Dan semua yang dicinta pasti akan kembali kepada-Nya..
Ayahanda kami mencintaimu, pengorbanan dan air mata yang engkau berikan tak ternyana kini telah usai
Dan meninggalkan keharmonisan dalam bingkai kehidupan yang tak lekang oleh waktu dan tak jua akan hilang oleh kehidupan ini..

Ayahanda, meski tangis dan pilu menyeruak dalam hati, engkau tetap tersenyum..
Karena engkau telah meninggalkan cinta kasih, kebaikan yg tak hanya milik kami tapi jg mereka yang engkau cintai..

Ayahanda rayuan yang kami berikan untuk memilikimu kepada Yang Maha Pemilik tak jua bisa merayu-Nya..
Allah SWT. Yang ternyana memiliki cinta kasih yang abadi untukmu, Ayahanda..

Persembahan cinta untuk Ayahanda,
 3 Juli 2013 dalam harmonisasi abadi darimu..

Surga Bagiku

 Surga bagiku adalah seperti mengenakan matahari di seputar kepala bagai sebuah kalung
Surga bagiku adalah apabila orang merasa bahwa aku menjalin hubungan dengan bintang-bintang dengan bulan-bulan, yang akrab maupun tidak dengan langit biru atau berwarna yang lain
Surga adalah tempat di mana memeluk itu berarti membesarkan hati dan membuai
Surga adalah tempat di mana pelukan merupakan pembukaan yang lembut untuk diri sendiri dan bukan untuk memiliki
Surga adalah tempat di mana membuai dan membuka diri tidak ada hubungannya dengan kekuasaan, ketakutan kerentanan dan kepiluan , Fatima Mernissi, 1996 setara dihadapan Allah, Yogyakarta

Nasihat Sahabat

Duhai saudariku yang mulia akhlaknya,,
Lakukan dimanapun dan kapanpun untuk menjadi menawan, menajadi hamba pilihan dengan bermanfaat untuk orang lain (sebaik-baiknya hamba adalah yang bermanfaat bagi orang lain) lakukan sesuatu karena Allah, luruskan niat anti setiap melangkah...
Ciptakan kehadiran anti seperti udara (oksigen), orang akan merasa tenang, aman nyaman ketika anti ada, namun akan merasa sesak ketika anti tidak tiada...
Lakukan seperti air, orang akan mencarinya ketika dahag, merasa segar setelah didekatkan merasa gersang ketika jauh darinya dan menyimpannya karena membutuhkan.. lakukan sperti matahari yang selalu menerangi bumi, menghangatkan suasana pagi...
Istiqomalah seperti jam dinding, siang malam gerakannya sama walaupun tiada yang melihat...
optimislah, karena Allah akan berserta orang-orang yang bersih hatinya...
Saudariku, janganlah bersedih hati dan bingung, karena ada Allah yang selalu mengawasi kita, Dialah tempat sebaik-baiknya mengadu...


Ya Allah berikan kebaikan bagi hamba, agar selalu berada ditengah orang-orang sholeh...

Mencintai Sejantan Ali


Kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah,
maka cinta yang lain hanya upaya menunjukkan cinta padaNya,
pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki:
selamanya memberikan apa yang bisa kita berikan,
selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai…

- M. Anis Matta -
Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak terkisahkan pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, putri tersayang dari sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ‘Abdullah Sang terpercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!
Maka gadis itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada sang nabi tiba-tiba diam. Fatimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!
‘Ali tak tau apakah perasaan itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fatimah dilamar oleh seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tidak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, radhiyallahu ‘anhu
‘Ali merasa diuji karena terasa apalah ia dibanding dengan Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ‘Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan Rasul-Nya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bark menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ‘Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan da’wah Abu Bakr; ‘Ustman, ‘Abdurrahman Ibn ‘Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakuakn kanak-kanak kurang pergaulan seperti ‘Ali. Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ‘Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ‘Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaAllah lebih bisa membahagiakan Fathimah. ‘Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.
“Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ‘Ali. “Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”
Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ‘Ali terus menjaga semangatmya untuk mempersiapkan diri.
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. ‘Umar ibn Al-Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
‘Umar memang masuk Islam belakangan, setelah 3 tahun setelah ‘Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dasyat yang hanya ‘Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ‘Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,” Aku datang bersama Abu Bakr dan ‘Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ‘Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ‘Umar..” Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.
Lalu bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ‘Umar melakukannya. ‘Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan Rasul. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari ia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi. ‘Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. “Wahai kaum Quraisy”, katanya. “Hari ini putera Al-Khaththab akan berhijrah. Barang siapa yang ingin istrinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ‘Umar dibalik bukit ini!”
‘Umar adalah lelaki pemberani. ‘Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulullah! Tidak! ‘Umar jauh lebih layak. Dan ‘Ali ridha.
Mencintai tak berarti harus memiliki. Mencintai berarti pengorbanan untuk kebahagiaan orang yang dicintai. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan, itulah keberanian. Atau mempersilakan, itulah pengorbanan.
Maka ‘Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ‘Umar juga ditolak. Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti Ustman sang miliaderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ‘Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh berbeda dengannya. Di antara muhajirin hanya Abdurrahman ibn ‘Auf yang setara dalam harta dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ‘Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
“Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman ansharnya itu membangunkan lamunan. “Mengapa engkau tak coba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu baginda Nabi..”
“Aku?”, tanyanya tak yakin.
“Ya. Engkau wahai saudaraku!”
“Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
“Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”
‘Ali pun menghadap Sang Nabi, maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya.
Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantinya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. “Engkau pemuda sejati wahai ‘Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggung jawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.
Lamaran berjawab, “Ahlan wa sahlan!”. Kata itu meluncur tenang bersama senyum sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabipun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko.
Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.
“Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
“Entahlah..”
“Menurut kalian apakah ‘Ahlan wa sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
“Satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wasahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”
Dan ‘Alipun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ‘Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. ‘Ali adalah gentlemen sejati. Tidak heran jika pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tidak ada pemuda kecuali ‘Ali.”
Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan disini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ‘Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah Pengorbanan. Yang kedua adalah Keberanian. Dan bagi pecinta sejati, selalu ada yang manis dalam mengecap keduanya. Di jalan cinta para pejuang, kita belajar bertanggung jawab atas setiap perasaan kita…

Sumber: https://www.facebook.com/notes/agrydzadana-frisa/mencintai-sejantan-ali/10151569067630119

Trully Means of Love


Dunia Cinta
Wahai insan…
Cinta itu memang bukan sesuatu yang mudah kita hampiri ketika ia datang dan bukan pula sesuatu yang mudah jika kita simpan, pada intinya jalan keluar yang baik terhadap Perasaan Cinta yang datang ataupun tersimpan dalam hati tetap menjadikan kita baik dan sebaik-baiknya Cinta adalah ketakwaan kita kepada Sang Maha Pecinta , karena hanya dari-Nya kita bisa mendapatkan Cinta yang hakiki..
Tulisan yang akan saya tulis ini adalah cerita yang saya ambil dari sebuah buku, dari orang ke orang yang baik yang telah menjadi perantaraNya untuk memberikan perkataan yang ditunjukan kedalam hati saya yang paling dalam. Semoga kebaikan dari Allah Swt. menjadi balasan yang paling baik bagi orang-orang baik itu. Amin
Amr Khaled, Indahnya menjadi kekasih Allah. Darul Ikhsan 1428 H.
Sebelumnya kepada penulis, Terima kasih telah menulis sesuatu yang indah yang bisa menjadi pesan bagi para Insan yang lain. Maka izinkan saya untuk berbagi karya Anda kepada yang lainnya.
Dunia Cinta
Kepada setiap orang yang telingannya mau mendengar perkataan
Yang matanya siap menatap penyesalan
Yang Hatinya selalu bergetar penuh ketakwaan
Sebuah karya tentang sekumpulan cinta rabbani dan kisah percintaan manusia

Wahai Saudaraku, engkau pasti telah tahu awal keberadaan manusia dimulai sejak Allah SWT. menciptakan Nabi Adam AS.  Selain itu, menyusul diciptakan  Hawa dari tulang rusuk Adam yang tengah terlelap-sebagian ulama mengatakan bahwa Allah SWT sengaja memilih waktu tersebut dengan maksud agar Adam tidak merasa kesakitan. Maka, ketika Adam akhirnya terbangun dan melihat Hawa dari tulang rusuk Adam SWT sengaja memilih waktu tersebut dengan maksud agar Adam tidak merasa kesakitan. Maka, ketika Adam akhirnya terbangun dan melihat Hawa, segera saja hatinya terpesona hingga melupakan betapa sulitnya suatu proses penciptaan.  Sementara, hati perempuan sedikit berbeda. Dia tidak akan “Terpesona” ketika melihat anak-anaknya. Meskipun perempuanlah yang melahirkan mereka. Mengapa? Karena ketika melihat mereka, perempuan itu sadar akan sakitnya proses suatu persalinan.
Adapun penciptaan Hawa yang berasal dari tulang rusuk Adam merupakan pertanda bahwa perempuan akan selalu berurusan dengan laki-laki; sebagaimana tulang rusuk yang mengelilingi hati untuk menjaga dan melindunginya. Itulah mengapa perempuan-entah sebagai saudara, istri atau anak-akan mampu berurusan dengan hati, pada tingkatan pertama, dengan nalurinya. Sedangkan penciptaan laki-laki berasal dari tanah merupakan pertanda bahwa dia akan senantiasa berurusan dengan masalah pertanian, industry dan perdagangan.
Ketahuilah, wahai Saudaraku, sesungguhnya Hawa diberi demikian karena kata “Hawa” berhubungan dengan kata “Hidup” (Hayy). Artinya, sesuatu yang tercipta dari sesuatu yang hidup, dan bisa membuat hati terasa hidup dan nyaman. Begitulah sekilas pendapat yang mungkin engkau bisa sedikit memahami tabiat perempuan, sehingga bisa bergaul dan menghargai dengan lebih baik.
Keteladanan Cinta Para Nabi
Beberapa contoh teladan dalam hal cinta dan kasih sayang bisa engkau lihat dari sejarah hidup para nabi. Misalnya, Nabi Ibrahim AS yang sangat mencintai Siti Sarah, istri pertamanya. Bayangkan Saudaraku, meski telah menikah selama delapan puluh dan belum juga memperoleh buah hati, tapi cinta nabi Ibrahim AS. Kepada Istrinya tidak pernah luntur. Kesetiannya tetap terjaga. Andai saja bukan karena desakan Siti Sarah, yang memaksa agar suaminya mempersunting Siti Hajar, niscaya Nabi Ibrahim AS tidak mau menikah lagi demi menjaga perasaan istrinya tesebut.
Adapun conto cinta teladan lain adalah yang ditunjukkan Nabi Muhammad SAW. Saat itu, ‘Amr bin Ash baru saja pulang berperang dengan membawa kemenangan. Tentu saja kedatangannya disambut gembira oleh Rasulullah SAW, sehingga membuat. ‘Amr bin Ash tak tahan untuk mengajukan sebuah pertanyaan.
“Siapa orang yang paling engaku cintai, wahai Rasulullah?” tanya’Amr bin Ash.
Rasulullah segera menjawab, “Aisyah, Istriku.”
Merasa tidak puas, ‘Amr bin Ash kembali bertanya, “Maksudku, siapa yang paling engkau cintai dari golongan laki-laki?”

“Mertuaku, ayah Aisyah,” jawab beliau pasti.
Wahai Saudaraku, dari jawaban tersebut tentu engkau sudah bisa menebak kepada siapa cinta Rasulullah SAW diberikan. Ketahuilah, sesungguhnya beliau memberikan jawaban itu dengan santai dan spontan, tanpa direncanakan terlebih dahulu.
Menghargai kebaikan Istri
Seorang sahabat bermaksud menghadap Khalifah Umar bin Khatab untuk mengadukan istrinya yang berani berteriak di hadapannya. Saat tiba di kediaman Khalifah, dia mendengar istri Khalifah, dia mendengar istri khalifah bersuara keras data berbicara kepada suaminya. Sahabat…
To be Continue….


 
Powered by Blogger