2025 ini menjadi tahun yang menjadi pembelajaran berharga, bahwa apa yang kita tanam tidak akan selalu dipetik dari tanaman yang sama.
Kebaikan yang kita tabur jangan pernah diharapkan dari orang yang sama bahkan selaksa air susu dibalas air tuba.
2025 cobaan awal tahun menjadi pembersih jiwa. Allah tergantung persangkaan hambanya. Masya Allah Tabarakallah. Saya dan Suami hanya jeda 1 bulan memilih untuk ikut phk dari perusahaan masing masing dan ternyata memang Allah paksa untuk hijrah untuk mendapatkan yang lebih baik.
Kejutan Allah langsung hadirkan saya mengandung anak ke 3 dan selang berapa bulan kemudian Alhamdulillah suami mendapat pekerjaan ditempat yang saya dulu impikan. Masya Allah didapatkan lewat suami.
Dalam proses itu semua memang harus melewati hal hal yang menyakitkan, maaf hati ini yang belum lapang atas perkataan manusia apalagi datangnya dari keluarga sendiri disaat posisi kita benar benar membutuhkan pertolongan. Namun, kebenaran pasti akan menemukan jalannya sendiri dan benar kemenangan akan diperoleh bagi hamba yang sabar. Hal ini menjadi tamparan bagi saya pribadi bahwa selama ini saya terlalu berharap sama manusia dan mencintai atau menyayangi keluarga kandung terlewat logika. Padahal saat ini saya sudah mempunya keluarga inti sendiri. Hingga lupa dan melangkahi fitrah saya sebagai manusia dan seorang istri.
Ketika merasakan sakit atas perkataan manusia selalu merasa bahwa saya mampu melewati itu semua sendiri dan membalas apa yang mereka katakan seolah kuat hingga kesombongan itu merajai hati ini dan membuat sejatuh jatuhnya. Dari hal tersebut rahmat Allah datang, bahwa hanya kepada Allah Swt. Sebenar benarnya tempat bergantung.
Curhat kepada manusia memang terkadang membuat hati kita sedikit lega, padahal kelegaan itu hanyalah bersifat sementara yang pada akhirnya malah menimbulkan masalah masalah baru yang menambah rumit inti masalahnya.
Sedangkan curhat kepada Allah Swt. Adalah jawaban sebenarnya dari setiap persoalan hidup kita. Satu kalimat "Allah hanya ingin kita dekat dan bergantung seutuhnya kepadaNya."
Mungkin terlalu telat saya menyadari hal itu. Apalagi diusia yang tidak muda lagi dan seorang Ibu yang Insya Allah dari 3 orang anak.
Tapi Rahmat Allah hanya Allah yang tahu kepada siapa yang berhak menerima.
Tersisip dikalbu dalam akhir cerita..
Allah beri rasa sakit dihati Mu dari manusia, karena Allah ingin dirimu meminta kesembuhan hati hanya kepadaNya.
Allah beri tangis dan kesedihan di wajahmu karena Allah ingin kamu tahu bahwa hanya Allah yang hanya dapat menghapus kesedihanmu dan sebaik-baiknya tempat sandaran.
Allah beri engkau konflik kepada sesama manusia, Allah hanya ingin kamu curhat hanya kepada Allah sang Maha segalanya untuk memperoleh keadilan..
Mizaris ~ HambaMu yang lemah..